Budak Seks
Saya merupakan karyawan swasta yang bergerak di bidang hiburan, kata
tepatnya internet gaming centre di kawasan elite perumahan Kelapa
Gading. Nama saya Agus, usia saya bulan depan 24 tahun dengan tinggi
badan 175 cm. Postur badan saya standar sama seperti laki-laki
Indonesia, mungkin karena saya suka kebugaran yang biasa saya lakukan
kalo ada waktu senggang sehingga otot-otot di tubuh saya terlihat
menonjol meskipun tidak sebesar Binaragawan, tapi cukuplah membuat
seorang wanita untuk memperhatikannya ditambah lagi wajah saya yang
terbilang lumayan mengoda wanita-wanita.
Pemilik usaha ini adalah seorang wanita yang kira-kira berusia 29 tahun
dan belum menikah, namanya Aprilia. Kriterianya tinggi badan 168 cm,
ukuran buah dada 32A cukup mengiurkan untuk setiap laki-laki normal yang
meliriknya. Struktur tubuh yang sangat mengairahkan dengan perpaduan
bongkahan pantatnya yang sangat menantang, mungkin karena Bu Aprilia
rajin ikut senam aerobik yang membuat lekuk tubuhnya sungguh bagus
dipandang mata.
Kepadatan buah dadanya yang membusung dan bongkahan pantatnya yang bulat
sempurna terkadang membius laki-laki yang menatap caranya berjalan.
Rambutnya yang lurus turun sebahu dengan rambut halus yang menjalar di
lehernya yang jenjang, bibir sensualnya yang selalu dibalut lipstik pink
membuat imajinasi setiap laki-laki ingin merasakan penis mereka dihisap
oleh bibir manis milik Bu Aprilia.
Saya berkerja sama Bu Aprilia sebagai orang yang menyediakan laporan
keuangan tentang perkembangan usahanya ini. Hampir setiap hari saya
selalu pulang terakhir dan Bu Aprilia selalu menunggu saya hingga ia
dapat hasil dari usahanya perhari. Kekesalan saya terhadap Bu Aprilia
adalah karena dia orangnya terlalu kikir terhadap karyawannya, tidak
memperdulikan kesejahteraan hidup karyawannya, dan masih banyak hal yang
ia lakukan terhadap karyawan-karyawan yang lain.
Memang sudah lama saya menunggu satu kesempatan yang selama ini telah
saya rencanain, tapi selalu saja gagal karena setiap ingin saya jalankan
rencana ini selalu saja ada gangguan dari kakaknya yang telah
berkeluarga.
Hingga suatu hari tepatnya hari Senin malam setelah sekitar jam 12
malam, waktu itu saya dan Bu Aprilia sedang berada di ruangan kerja saya
dan sedang menyelesaikan tugas saya. Sampai akhirnya terlintas pikiran
jahat saya ingin berbuat sesuatu terhadap Bu Aprilia atas segala
kelakuannya dan atas kesombongannya yang beranggapan bahwa segalanya
dapat dibeli dengan sejumlah uang yang ia miliki.
Malam ini Bu Aprilia memakai baju kemeja putih yang terbuat dari bahan
yang lumayan tipis hingga terlihat dengan jelas dua katup penyangga
susunya yang berukuran 32A, sedangkan bawahannya Bu Aprilia mengenakan
celana putih ketat. Pokoknya penampilan Bu Aprilia sungguh mengiurkan
dengan tonjolan susunya yang menyembul menantang serta bongkahan
pantatnya yang padat memperlihatkan setiap lekukan-lekukan yang terlihat
setiap Bu Aprilia berjalan. Kesempurnahan tubuhnya ia dapatkan karena
Bu Aprilia adalah salah satu membership di salah satu pusat kebugaran
yang berada kawasan Kuningan, Jakarta.
"Lex… tumben kenapa sih kamu lama banget sih selesaiin pembukuan harian
kamu ini… Gak becus banget sih kerjanya… huu…" omel Bu Aprilia dengan
nada yang tinggi tepat di hadapan meja kerjaku.
"Sabar dong Bu… saya
juga mau buru-buru selesai… tapi inikan masalah keuangan tidak bisa
cepat-cepat mengerjakannya…" jawabku sambil menatap matanya dan berkata
dalam hati bahwa nanti sebentar lagi dia gak bakal bisa berlagak sombong
dihadapanku, malah mungkin dia yang akan menjadi budak nafsuku dan
menuruti segala apa yang aku perintahkan.
"Kamu kok memandang saya
dengan tatapan seperti itu Lex, seperti orang yang hendak memperkosa
saya saja…" kata Bu Aprilia dengan nada yang masih meninggi dengan
memperlihatkan kekuasaaannya sebagai seorang owner.
"Terus memangnya
kenapa Bu Aprilia… kalaupun saya memperkosa anda sekarang!!! Saya rasa
tak akan ada satu orangpun mengetahui bahwa Bu Aprilia dan saya masih
berada disini" jawabku dengan nada yang meninggi pula sambil menghampiri
Bu Aprilia yang mulai melangkah mundur karena merasa dirinya mulai
terancam atas perkataan yang aku lontarkan.
"Agus… kamu jangan coba
macam-macam yah sama saya. Saya akan berteriak, kalau kamu coba-coba
berbuat sesuatu sama saya" kata Bu Aprilia sambil melangkah mundur
hingga tubuhnya menabrak tembok yang tepat dibelakangnya.
"Silakan,
kalau Bu Aprilia hendak berteriak, apa Bu Aprilia lupa sekarang kita
berada dimana, mungkinkah orang-orang akan mendengar suara teriakan Bu
Aprilia" kataku sambil berjalan mendekatinya.
"Semua yang Bu Aprilia
lakukan hanyalah membuang-buang tenaga Bu Aprilia saja, lebih baik
nikmati apa yang akan Bu Aprilia terima dari saya, hahahahaha…." sambungku sambil tertawa merasa suspectku ketakutan.
Saat itu aku bersama Bu Aprilia berada di lantai 3 ruko tempat usahanya.
Bagaimana kerasnya teriakan Bu Aprilia tetap saja orang yang berada di
luar takkan dapat mendengarnya, karena selain aku dan Bu Aprilia ada di
lantai 3, juga ruko ini di bangun dengan fasilitas kedap suara.
Aku bisa liat dari mata Bu Aprilia yang semakin lama semakin ketakutan.
Ketakutan yang semakin menjalar di dalam sekujur tubuhnya, tatapan mata
yang seakan memohon sebuah pengampunan, langkah kaki yang mulai tertatih
karena ketakutan yang dirasakan oleh wanita cantik itu.
”Lex… tolong kamu pikir-pikir kembali segala tindakan yang akan kamu
perbuat. Saya tidak akan melaporkan ke polisi bila kamu mau melepaskan
saya, dan saya akan memberikan uang berapapun yang kamu minta" kata Bu
Aprilia yang masih saja tetap menyombong, karena ia mengira segalanya
dapat ia beli dengan uang yang ia miliki.
"Hahahahaha… apakah Bu Aprilia
pikir saya akan mempercayai segala apa yang ibu katakan, setelah apa
yang saya liat tentang kelakuan ibu terhadap orang-orang kecil yang
rendahkann" jawabku sambil mengeluarkan sebilah belati yang udah aku
siapkan sedari tadi.
Aku berjalan menghampiri Bu Aprilia dan kemudian menempelkan belati
tersebut pada lehernya dan mengancam akan berbuat hal yang nekad
terhadapnya.
"Ibu Aprilia sebaiknya menuruti apa yang saya minta… bila Bu Aprilia
tidak berkerjasama atau tidak menuruti apa keinginan saya, maka jangan
salahkan saya bila saya berbuat nekad bahkan melebihi apa yang terlintas
di benak Bu Aprilia …" ancamku agar Bu Aprilia menuruti segala
keinginanku.
"Memangnya kamu mau apa… dan apa yang kamu inginkan dari
saya…" tanya Bu Aprilia dengan nada yang tinggi seakan-akan dia merasa
bahwa dia masih bisa mengendalikan aku.
"Hai… kamu jangan merasa sok
berkuasa sekarang di depanku…" bentakku yang gak mau kalah suara dengan
Bu Aprilia, karena aku tahu sekarang dia sedang ketakutan setelah aku
melontarkan ancaman demi ancaman.
"Sekarang… kamu mau tidak menuruti
kemauanku" tanyaku sekali lagi dengan nada yang membesar dari yang
sebelumnya.
"Okkee… saya ikutin apapun yang kamu perintahin Lex,
asalkan saya di bebaskan…" akhirnya Bu Aprilia memelankan nada suaranya,
setelah merasa tindakan yang ia ambil akan mengakibatkan hal yang lebih
fatal terhadap dirinya.
"Sekarang… kalau Bu Aprilia sudah menyadari
atas posisi Bu Aprilia… baguslah dan saya juga tidak akan bertindak
secara kasar terhadap ibu… asalkan Bu Aprilia pun mau menjadi budak
nafsu saya malam ini" sahutku sambil menghampiri posisi Bu Aprilia yang
berdiri mematung dihadapanku dan mengelilinginya.
"Apaaa… kamu bilang…
jangan bermimpi saya mau tidur dengan kamu… apalagi menjadi budak nafsu
kamu malam ini…" katanya dengan nada yang tinggi lagi.
"Heeyyy…. gak
usah kamu sok galak lagi dihadapanku, simpan tenaga kamu baik-baik,
kalau kamu tidak mau aku jamin kamu tidak bakal bisa lihat matahari
terbit besok, mau kamu… sekarang aku tanya sekali lagi dan aku gak bakal
tanya untuk kedua kalinya" bentakku tepat dihadapan muka Bu Aprilia,
sehingga bisa kulihat sekujur tubuhnya gemetaran karena seumur hidup
belum pernah dirinya di maki-maki sama orang lain.
Namun Bu Aprilia tidak menjawab pertanyaan yang aku lontarkan kepadanya
melainkan hanya mengangguk pelan yang menandakan bahwa ia menyetujui
segala yang aku ingini.
"Sekarang kamu buka baju kamu satu persatu hingga sisain BH dan celana
dalam kamu saja" kataku mulai memberi perintah. "Buka sekarang" bentakku
saat dia hanya diam mematung saja dihadapanku.
Satu demi satu perlahan-lahan Bu Aprilia mulai melepaskan baju dan
celana yang dia pakai. Dengan air mata Bu Aprilia masih mengharap
belas kasih dariku, tapi semua itu sudah percuma sekarang di otakku
cuman ingin ngentotin memek Bu Aprilia yang membuatku penasaran walaupun
masih terbungkus rapat dibalik celana dalam berendanya yang berwarna
putih. Gumpalan memeknya begitu mengoda hingga terasa kontolku sudah
mengeras dan melejit dari celah pinggir celana dalamku. Tanpa ingin
membuang waktu lebih lama lagi, kubuka celana panjang dan kemeja kerjaku
dan hanya tinggal celana dalam yang belum aku buka.
"Sekarang kamu merangkak kesini.." perintahku pada atasanku yang cantik
itu.
"Saya mohon Lex… ampuni segala kesalahan yang pernah saya lakuin…
saya mohon…. saya akan berikan berapapun uang yang kamu inginkan… asal
kamu mau lepasin saya…" iba Bu Aprilia di hadapanku sambil menangis
memohon.
Tanpa menjawab segala pertanyaannya, aku melayangkan tangan sebelah
tangan kananku dan mendarat di pipi kirinya dan.. "Plaak…" Pipi yang
putih mulus tanpa cacat itu memerah dalam sekejap.
"Sekali lagi kamu…
membanggakan soal kekayaan yang kamu miliki maka aku gak segan-segan
menamparmu atau bahkan memukulmu, cepat lakukan apa yang tadi aku minta
dan jangan sampai pipi sebelah kananmu juga merasakan tamparan tanganku,
cepat…." ancamku dengan nada tinggi.
Perlahan-lahan Bu Aprilia mulai berjalan merangkak dihadapanku, dan
menatap ke arahku untuk menunggu sebuah perintah selanjutnya. Layaknya
seekor anjing yang menunggu perintah dari majikannya.
"Buka celana dalamku, pakai mulutmu jangan pakai tangan tahu" perintahku
setelah muka Bu Aprilia tepat berada di depan celana dalamku.
Tangan kiriku kini mendarat di pipi kanannya saat dia membuka celana dalamku memakai tangannya "Plaak…"
"Kamu tuli ya, aku bilang buka pakai mulut kamu, bukan pakai tangan kamu…" maki-makiku terhadapnya sambil kulepaskan
pengait BH berenda berwarna putih yang dikenakannya dan kemudian
kulepaskan dari tubuh wanita yang sangat putih mulus itu. Kupakai BH itu
untuk mengikat kedua tangannya ke belakang layaknya seorang tahanan
perang.
Akhirnya Bu Aprilia tidak berani lagi membantah segala yang aku
perintahkan dan melakukan segala yang aku suruhkan kepadanya. Dengan
bibirnya yang mungil dan tipis ia berusaha menurunkan celana dalamku.
Ketika celana dalam itu ditariknya dengan mulutnya ke bawah, tepat di
depan mukanya kontolku yang sudah keras itu keluar dengan paksa dan
menampar tepat di keningnya.
"Masukkan kontol ini ke dalam mulut kamu dan kamu sepong kontol ini, aku
yakin kamu nanti juga menikmati kontol laki-laki, karena kamu adalah
perawan tua" perintahku sambil memegang kepalanya dengan tangan kiriku
dan tangan sebelah kananku menutup lubang hidungnya karena Bu Aprilia
berusaha merapatkan mulutnya.
Ketika tiba-tiba Bu Aprilia membuka mulutnya karena tidak kuat menahan
nafas, langsung dengan cepat kusodokkan kontol itu ke dalam mulut
mungilnya hingga kurasakan kepala kontolku mentok di tenggorokannya.
"Aaarkh…" suara Bu Aprilia saat kusodokkan kontol itu ke dalam mulutnya
yang mungil.
"Sekarang emut kontol ini kalo tidak kamu tahu sendiri
akibatnya" ancamku ke Bu Aprilia.
"Baaiikk… saya akan menuruti segala
keinginnan kamu… asal jangan kamu ambil keperawanan saya. Kamu boleh
pakai mulut saya untuk memuaskan nafsu kamu…" pinta Bu Aprilia memohon
untuk tidak merusak segel perawannya.
"Oke aku tidak bakal ngentotin
memek kamu yang perawan, asalkan kamu mau puasin aku hingga aku
benar-benar puas sama kamu" seruku menyetujui permintaan wanita itu.
Karena kulihat Bu Aprilia mau melakukan oral sex dengan memakai
mulutnya, maka aku bukakan ikatan tali BH nya pada kedua tangannya, lalu
dengan sigap dia menggenggam batang kontolku dan mulai mengocok-ngocok
pelan kontol itu kemudian tak berapa lama mulai dijilati lalu
dihisap-hisapnya. Terkadang terasa ngilu di atas kepala kontolku kalau
lubang kencingnya dihisap oleh Bu Aprilia.
Gerakan Bu Aprilia semakin lama semakin mahir dalam menyetubuhi kontolku
dengan mulutnya. Mulut wanita itu yang terbilang mungil tampak terisi
penuh oleh kontolku yang lumayan besar serta berurat di batangannya.
kontol itu terkadang diselipin di sela gusi sebelah kanan lalu berganti
tempat, demikian seterusnya.
Cukup lama adegan terlarang ini aku lakukan dengan Bu Aprilia yang telah
mulai terlihat bernafsu, deru nafasnya semakin tidak beraturan kala
tanganku meremas susunya yang kencang dan kuyakin belum pernah terjamah
oleh laki-laki manapun di dunia ini. Pentil-pentilnya terasa begitu
mengeras dan tampak berwarna merah jambu. Merasa dalam posisi ini aku
hanya fakum tak banyak bergerak, maka kemudian kusuruh Bu Aprilia untuk
merubah posisi menggantinya dengan gaya 69 yang paling aku gemarin.
Tanpa banyak membantah Bu Aprilia langsung merubah posisinya yang tadi
dan sekarang mengangkangi mukaku. Namun tanpa diperintahkan kini Bu
Aprilia kembali memasukkan kontolku ke dalam mulutnya melanjutkan 'PR' nya yang belum selesai tadi. Sekarang aku bisa menatap dengan jelas
daging cembung yang membelah namun masih tertutup rapat oleh celana
dalam yang dikenakannya, lalu mulai kujilati memek itu meski masih dari
luar celana dalamnya.
Tercium olehku bau yang sangat khas sekali dan sangat merangsang begitu
hidungku mendekati celana dalam wanita itu. Setelah beberapa saat
menciumi, menjilati, dan menggelitiki memek perawan itu dari luar celana
dalamnya, aku perlahan mulai menurunkan dan akhirnya menarik lepas
penutup 'gua' terlarang wanita itu. Tampak olehku cairan lendir bening
tertarik memanjang menempel pada celana dalam Bu Aprilia ketika kutarik
turun. Kujulurkan lidahku memotong cairan memanjang itu dan kurasakan
rasa asin pada lidahku yang enak sekali. Wanita itu tampak sudah sangat
terangsang oleh permainan yang baru pertama kali ini dilakukan sepanjang
hidupnya itu.
Kini dengan sangat jelasnya tampak olehku gua terlarang wanita itu
yang dirambati oleh tanaman rambat berwarna hitam pekat dan tumbuh
dengan sangat suburnya menutupi lubang gua yang masih perawan dan
belum pernah dimasuki oleh siapapun itu. Perlahan dengan kedua tanganku
mulai kubuka celah sempit itu setelah sebelumnya kusibakkan terlebih
dahulu bulu-bulu jembutnya yang panjang-panjang dan sangat lebat itu.
Kujilati dengan penuh nafsu yang menggebu sampai akhirnya lidahku
menyentuh ke itilnya. Sementara itu Bu Aprilia tampak begitu menikmati
kontolku yang terus keluar masuk mulutnya. Jilatan demi jilatan terus
kulancarkan ke memeknya hingga beberapa saat kemudian Bu Aprilia mulai
mendesah mengeluarkan suara yang tertahan karena malu, karena sekarang
ia dalam keadaan diperkosa yang walaupun akhirnya ia tak dapat pungkiri
kenikmatan birahi yang ia dapatkan dari karyawannya sendiri.
Akhirnya desahan yang bersamaan dengan hawa nafsunya itu pun tak
tertahankan lagi, desahannya kini tanpa malu malu lagi ia keluarkan.
Setiap sudut memeknya kujilat tanpa satu sisipun yang tertinggal. Memek
Bu Aprilia sekarang benar-benar sudah banjir karena lendir kawinnya
mengalir tiada hentinya dari liang kemaluannya. Kedua kakinya pun ia
buka selebar mungkin agar dapat kujilati seluruh isi memeknya yang tadi
ia pertahankan tak ingin disentuh oleh laki-laki lain kecuali suaminya
kelak nanti.
Kenyataannya sekarang adalah berbeda, sekarang nafsu birahi disekujur
tubuhnya memaksanya menikmati pemerkosaan ini, meskipun di dalam
batinnya menolak namun nafsunya lebih besar hingga ia pun kini kalah
dengan nafsunya sendiri.
Kulihat Bu Aprilia sudah dikuasai penuh oleh hawa nafsunya dan kini dia
juga sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Setelah aku merasa
bahwa wanita dihadapanku ini sudah siap untuk disetubuhi lalu kuminta Bu
Aprilia untuk merubah kembali posisi 69 menjadi posisi normal dimana Bu
Aprilia tidur telentang dengan posisi kedua pahanya membuka lebar.
Perlahan kuarahkan kontolku ke arah selangkangannya. Wanita itu sadar
akan situasi yang tidak ia inginkan, Bu Aprilia menahanku dengan kedua
belah kakinya. Namun akhirnya dapat kukuasai dan malahan mempermudahku
untuk menyerang selangkangannya hingga terbuka lebar tanpa dapat
terlindungi lagi dari hujaman kepala kontol yang botak itu yang mulai
menerobos masuk. Meskipun susah namun berkat cairan kawinnya yang
membuat licin memeknya membantu kontolku untuk menyibak belahan memek
perawannya yang tadi tertutup rapat.
"Jangan Lex… tadi kamu sudah janji tidak akan melakukannya terhadap
keperawanan saya ini… tolong Lex… saya mohon belas kasihan darimu…" katanya memelas.
"Saya tahu… tapi saya merasa iba terhadap Bu
Aprilia yang sungguh-sungguh mendambahkan sentuhan langsung laki-laki…
sekarang saya ingin membagi kenikmatan kontol saya buat Bu Aprilia" kataku santai.
"Aaaarrkkhh…. Lex… jjjaaanganan sssaaakiiitt…." erang Bu
Aprilia pada saat kontolku mulai masuk ke dalam memeknya.
Namun aku tidak langsung dengan cepat menarik kembali karena Bu Aprilia
baru pertama kali, maka aku diamkan sebentar di dalam agar kontolku juga
bisa merasakan pijitan-pijitan kecil yang terjadi di dalam liang
keperawanan Bu Aprilia.
Selama 3 menitan aku diamkan kontolku di dalam memeknya sambil kujilati
lehernya yang putih jenjang, wangi parfumnya yang sudah bercampur dengan
keringatnya membuatku makin terangsang dan membuatku semakin bergairah
menjilati lehernya. Tak puas menciumi dan menjilati lehernya, kuangkat
kedua tangannya ke atas lalu dengan sangat bernafsunya kuciumi dan
kujilati ketiaknya yang mulus dengan bulu-bulu ketiaknya yang sudah
dicukur bersih itu. Kurasakan oleh hidungku aroma ketiak wanita dewasa
yang sangat khas dan itu semakin mempertinggi nafsuku. Meskipun dari
sisi matanya berlinang air mata karena kehilangan mahkotanya, namun Bu
Aprilia akhirnya dapat menahannya dan mulai merasa suatu sensasi
kenikmatan yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.
"Gimana Bu… masih sakit memeknya…" kataku yang sedari tadi mengeluarkan
kata-kata jorok yang kuyakini terkadang dapat memancing birahi Bu
Aprilia.
"Ssssstt… sssstt…" bukanlah jawaban yang kudengar namun desahan
nikmat yang dikeluarkan oleh Bu Aprilia.
Tanpa mau membuat Bu Aprilia menunggu lama-lama lalu aku tarik perlahan
kontolku dan kemudian kudorong kembali ke dalam memeknya, demikian
berulang ulang hingga menimbulkan suara-suara khas dimana cairan
kewanitaan bertemu dengan cairan laki-laki. Setiap kali kudorong kembali
kontolku ke dalam memeknya, maka desahan Bu Aprilia pun semakin kencang
bersamaan dengan genggaman tangannya yang memegang pantatku, seperti
hendak membantu menekan lebih kencang lagi.
"Gimana Bu Aprilia… enakkan kontol saya ini… jawab…" tanyaku sambil
semakin gencar menyerang lubang kawinnya dengan kontolku hingga susunya
bergerak-gerak seakan kegirangan seiringan dengan sodokan kontolku.
"Ehhhmmmm… nnnaak… ennnakk…" jawabnya bersamaan dengan desahan
nikmatnya.
"Sekarang bilang kalau Bu Aprilia suka banget dientot sama
kontol saya…" kataku.
"Aaaahh… please… please… fuck me more… setubuhi
saya lebih keras Lex… saya ssukka banget kontol kamu oooohh…" racaunya
keenakan.
Karena tak tahan merasakan kenikmatan persetubuhan yang dialaminya,
tanpa sadar Bu Aprilia mengucek-ucek itilnya sendiri dengan nafsu yang
sangat menggebu.
"Wwwwwwuuuuhhhh….. itiiiiilkkuuuu..... itilkuu….ooohh... akuuuu tak taaaaahhaaaaan akkkkuuuu mauuuuuu keluaaaarrr…." jeritnya keras.
Hingga akhirnya kudapati sekujur tubuh Bu Aprilia mulai mengejang dan kedua lengan tangannya memeluk erat pada leherku.
"Oooooooohhhhh....… akkkuuuuuuu keluaaaaarrrrr…" rintih keras
Bu Aprilia menggema di ruangan ketika mencapai orgasme pertamanya dalam
hidupnya dengan sangat hebatnya.
Tubuhnya mengejang kedua kakinya terbujur kaku dan sesaat memejamkan
matanya dan mulut mungilnya yang dihiasi lipstik merah muda itu terbuka
sedikit. Terasa begitu nikmat sekali kontolku tersembur cairan kawin
wanita yang masih perawan, hangatnya cairan tersebut membuatku
mempercepat tempo persenggamaan ini tanpa memperdulikan tubuh Bu Aprilia
yang mulai kehilangan tenaga setelah dilanda kenikmatan seks yang ia
terima barusan.
Denyutan kecil mulai terasa di kelenjar kantung kelaminku dan aku buru
buru mencabut kontolku dari dalam memek Bu Aprilia, namun tiba tiba ada
tangan yang menahan pantat gue dan memaksa kontolku tetap di dalam.
Ternyata Bu Aprilia yang menahan dan menekan kontolku ke dalam memeknya
kembali. Dan "croooot… crooot…."
Hingga tetesan terakhir tak tersisa kumuncratkan pejuku dengan derasnya
di dalam memeknya, lalu aku merebahkan badanku tepat di samping tubuh Bu
Aprilia sambil tetap memegang susunya.
Seperti manusia yang sudah kemasukan setan Bu Aprilia kembali bangkit
dan meraih batang kontolku, kembali berusaha membangkitkan kembali
libidoku yang baru saja padam. Di kocok-kocoknya batang kontol
berulang-ulang, dijilatinya kepala kontolku yang masih terasa ngilu.
Dari kepala kontol hingga anusku dijilati oleh Bu Aprilia dengan penuh
birahi sehingga peju yang tersisa bersih dia telan.
Kembali lagi kontol dikulum dan sekarang mungkin lebih gencar dari
sebelumnya. Aku hanya tidur telentang sambil mengumpulkan tenagaku dulu,
kupegang kepalanya dengan kedua tanganku dan kutekan kontolku hingga
terasa masuk ke dalam tenggorokannya, namun wanita itu malah
menikmatinya meski terkadang Bu Aprilia merasa kesusahan bernafas.
Hampir 10 menit Bu Aprilia menggarap kontolku dengan sangat buas.
Layaknya binatang yang dikurung bertahun-tahun dan melahap apapun demi
memuaskan rasa laparnya yang terbenam selama ini.
"Aaaaahhh… saya mau keluar Bu… oooohh….." erangku hingga mungkin sama dengan teriakan.
Namun Bu Aprilia bukan memperlambat kemutannya tapi mempercepatkan
gerakkannya sambil menghisap lubang kencingku. Pejuku keluar dan
memuncrat tepat di dalam mulutnya. Sungguh-sungguh Bu Aprilia menikmati
sensasi seks ini meskipun kejadiaan ini bukan keinginannya namun
sesungguhnya telah lama Bu Aprilia mendambakan kenikmatan seks dengan
laki-laki dan bukan hanya berimajinasi saja.
Aku kembali merebahkan tubuhku setelah tenagaku terkuras kembali.
Sayup-sayup kudengar suara shower kamar mandi menyala, mungkin Bu
Aprilia ingin menyegarkan badannya dulu setelah pertempuran yang sangat
dahsyat ini. Lalu aku mencoba tidur sebentar untuk memejamkan mataku.
Sekitar 30 menit kemudian aku merasa perutku lapar dan aku mencoba
memakai baju dan turun ke lantai dasar menuju dapur ruko tempat kerjaku.
Ketika sampai di dapur, kuliat Bu Aprilia dengan masih bertelanjang
bulat membuatkan makanan buatku. Kemudian nafsuku kembali membara lagi
setelah melihat sosok wanita yang bertubuh sintal berisi tanpa sehelai
benangpun berdiri dihadapanku. Langsung kembali kusetubuhi Bu Aprilia di
dalam dapur, tidak perduli tempat langsung kembali kugaruk memeknya.
Sekarang hubunganku dan Bu Aprilia bukanlah antara bos dan karyawan
namun sekarang aku menjalin hubungan dengan dia. Segala kebutuhan
ditanggung oleh Bu Aprilia semua termasuk dalam hal seks. Kapan saja
kalau aku mau Bu Aprilia selalu tidak pernah menolak untuk kusetubuhi,
malah terkadang disaat aku lagi sibuk menghitung pendapatan perhari, Bu
Aprilia tanpa menanyakan kepadaku dia langsung mengambil posisi jongkok
di bawah meja kerjaku dan mulai melakukan aktivitasnya menyetubuhi
kontolku hingga keluar.